Kamis, 06 Februari 2020

TEATER OASE Ajak Masyarakat Jaga Persatuan Melalui “Mimpi Agung di Tengah Dendam Tak Berujung”

B0219015 Carina Salma Widimaitsaa Penulis Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

A. Latar Belakang

Teater Oase, teater persembahan dari Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret menggelar pentas dengan mengusung lakon The Greatest Dreamer Ibrahim Pasha, “Mimpi Agung di Tengah Dendam Tak Berujung”. Pentas drama berbahasa Arab ini berlangsung selama kurang lebih dua jam dan disaksikan sekitar 300-an pengunjung dari wilayah Solo Raya. Pemetasan berlangsung di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, Senin (23/12/2019).
Dalam artikel yang ditulis di laman berita FIB UNS, Teater Oase besutan Himpunan Mahasiswa Prodi Sastra Arab (Qi’sar) ini terdiri dari beberapa mahasiswa kreatif yang ingin mengasah kemampuannya dalam bidang seni dan budaya. Banyak tujuan yang ingin dicapai oleh para mahasiswa Sastra Arab ini, antara lain ingin  mengenalkan nuasa Timur Tengah melalui drama kepada masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa. Di samping itu juga ingin mengasah dan meningkatkan kreativitasnya  yang nantinya bermanfaat di kehidupan masa mendatang.

B. Tujuan Artikel Ilmiah

Tujuan Atikel Ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai Teater Oase, teater milik Program Studi Sastra Arab Universitas Sebelas Maret yang mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan melalui "Mimpi Agung di Tengah Dendam Tak Berujung". Artikel ini berisikan tentang penyelenggaraan teater dengan tajuk tersebut tersebut dan tujuan utamanya yaitu mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan 

C. Pembahasan


Pemilihan naskah ini dilatarbelakangi tentang Pan Aabisme yaitu ingin mengajak bersatunya kerajaan-kerajaan dan bagian-bagian di Negara Arab yang terpecah belah.  Cerita tentang Ibrahim Pasha di adopsi dari karya Ali Ahmad Bakatsir (Mesir). Cerita ini mengisahkan, seorang raja yakni Ibrahim Pasha, sang penguasa lembah Nil yang memiliki mimpi agung dan harapan yang mulia yaitu menyatukan seluruh negeri Arab agar bisa menjadi negara yang utuh, negara yang kuat dari negeri-negeri Barat.
Namun keinginan Ibrahim Pasha tidak sejalan dengan realita yang ada, untuk mewujudkan mimpinya,  Beliau dihalangi beberapa pihak yang tidak setuju dengan pemikirannya. Salah satunya adalah pengkhianatan Fahd Nas’an. Hukuman yang pernah Beliau jatuhkan kepada Fahd Nas’an menjadikan dendam yang tak pernah berujung. Hal ini sampai dengan keturunan Fahd Na’san, yakni Tsamir dan Hanim. Upaya pembunuhan yang dilakukan Tsamir dan Hanim kepada sang raja berhasil digagalkan oleh saudaranya sendiri yaitu Nu’man. Nu’man dahulu jahat kepada Ibrahim Pasha, namum dengan berjalannya waktu dia sadar akan kesalahannya. Ternyata sang raja memiliki hati yang sangat baik dan bijaksana serta memiliki tujuan mulia.  Cerita berakhir dengan persetujuan dan dukungan dari seluruh pihak untuk tetap mewujudkan mimpi agung dari Ibrahim Pasha.
Ditemui secara terpisah, sang sutradara, Aulia Ihwana mahasiswi Prodi Sastra Arab angkatan 2017 mengungkapkan harapannya,”Melalui pementasan ini, saya ingin para penonton bisa mencontoh sifat pemimpi yang digambarkan oleh tokoh Ibrahim Pasha, yang selalu optimis, tetap tenang dan mampu memaafkan meskipun banyak pihak yang hampir mencelakai dirinya dan berusaha menggagalkan cita-cita besarnya”.
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita petik, jika kita bercermin dari cerita di atas, jika dikorelasikan dengan situasi akhir-akhir ini di Indonesia, Aulia Ihwana juga mengajak banyak pihak untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mendukung visi dan misi dan kebijakan pimpinan baru di Indonesia yang positif. Dimana Indonesia yang sudah memiliki pemimpin baru, yang tentunya memiliki harapan dan mimpi demi persatuan seluruh rakyat Indonesia.

Demikian blog mengenai review artikel tentang TEATER OASE yang mengajak masyarakat menjaga persatuan ini saya sampaikan. Apabila ada kesalahan mohon maaf. Terima kasih.